Secangkir Kopi yang Ditelungkupkan - Puisi Gusmawitri

Secangkir Kopi yang Ditelungkupkan - by Gusmawitri Agam 01 April 2025
Secangkir Kopi yang Ditelungkupkan - Puisi Gusmawitri

Secangkir Kopi yang Ditelungkupkan

Di meja kayu yang dingin dan tua,
tergeletak secangkir kopi yang ditelungkupkan.
Uapnya telah sirna, dinginnya menjalar,
seperti langkahnya yang kini tertahan.

Perempuan itu menatap nanar,
bukan pada kopi yang  lagi ia teguk,
melainkan hidup yang terus berputar,
meski derita menggamit jemarinya erat.

Lututnya bergetar, sakit menjerat,
tongkat di tangan menjadi sahabat.
Setiap langkah adalah perlawanan,
terhadap takdir yang tak bisa ditawar.

Kopi itu terbalik, seperti jiwanya,
pernah jatuh, pernah tersungkur.
Namun tatapannya tetap menyala,
menolak tunduk pada getir yang mengukur.

Karena ia tahu, hidup tak sekadar pahit,
ada manis meski tersembunyi.
Seperti ampas di dasar cawan,
menunggu diangkat untuk dimengerti.

Malalak , 1 April 2025